صَلََوَاتُ العِرفان
Menempuh
Jalan Kema’rifatan
عَلىَ مَن خُلقه القرءان
|
صَلاَةُ اللهِ وَ السّلاَمُ
|
Atas seorang yang berbudi Al-Qur’an
|
Penghormatan dan salam Alloh senantiasa
tercurahkan
|
بِقََصدِ رحمةِ العلم
|
محمّد مبلغ البيان
|
Dengan maksud sebagai rahmat bagi seluruh
alam
|
Yaitu Muhammad sang penyampai penjelasan
|
و صحبه نعم الكرم
|
و أله ذوى الحكم
|
Dan para sahabatnya yang terbaik
|
Beserta keluarga pemilik kebajikan
|
نور الصّلاة و السّلام
|
من سلك نحو العرفان
|
Sebagai cahaya penghormatan dan keselamatan
|
Yaitu orang-orang yang menempuh jalan kema’rifatan
|
فنجّنا كلّ الاتام
|
الهى يا منتقماً
|
Selamatkan kami dari segala dosa
|
Wahai Tuhan Sang Penolak kerusakan
|
لنيل أفضل النّعم
|
لله كن لنا عوناً
|
Untuk mendapatkan kenikmatan yang paling
utama
|
Wahai Tuhan kiranya Engkau sudi melimpahkan
pertolongan kepada kami
|
واختم باحسن الختام
|
الهى سلّم الاًمم
|
Dan limpahkanlah akhir yang baik
|
Wahai Tuhan selamatkan bangsa kami
|
فأدخلنا دار السّلام
|
يا ربّنا و يا رحمن
|
Masukkan kami ke surga (kampung perdamaian)
|
Wahai Tuhan kami yang Maha Pengasih
|
Sholawat ini kali pertama saya mengenal dari Guru Aqidah Akhlaq kelas XI. Setiap pertemuan pelajaran aqidah akhlak ini selalu diawali dengan senandung asmaul husna dan sholawat irfan.
Setelah saya telusuri lebih dalam, sholawat ini dibawa oleh mahasiswa UIN Malang yang sedang PPL di madrasah saya (tahun 2012).Semakin kedalam saya ingin tahu sejarah Sholawat Irfan dan saya temukan dari blog Mahasiswa UIN Malang "KAHMI UIN"(http://kahmiuin.blogspot.com/2008/12/download-sholawat-irfan.html) bahwasanya Sholawat Irfan merupakan hasil karya dari Prof. Mudhor ini telah menjadi semacam Mars-nya Kampus. Apa lagi saat prosesi wisuda
dilaksanakan, moment inilah Sholawat Irfan bisa menggores ingatan sampai kapanpun dan dimanapun untuk
mengingatkan segala sesuatu tentang uin malang.
dilaksanakan, moment inilah Sholawat Irfan bisa menggores ingatan sampai kapanpun dan dimanapun untuk
mengingatkan segala sesuatu tentang uin malang.
فأستاذك هو الأستاذ زينري, فأنا أعرفه أيضا, لأنه أستاذي أيضا
BalasHapusna'am
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKata Pak Prayuga selaku rektor uin pada saat memperingati 100 hari meninggalnya KH.Rofi' Mahmud selaku pengasuh PP.Al-Fadholi Malang. Menyatakan bahwasanya shalawat tersebut merupakan karangan dari KH.Rofi' Mahmud yang dikenang-kenangkan untuk uin namun belum di beri nama lalu Prof.Mudhor memberi nama shalawat tersebut "Shalawat Irfan". Jadi Sholawat tersebut bukan ciptaan Prof Mudhor, melainkan Prof. Mudhor Hanyalah yang memberi nama karena beliau yang Merupakan guru besar di UIN Malang pada saat sholawat tersebut dikenang-kenagkan oleh K.H Rofi' Mahmud salah satu putra K.H. Mahmud Dahlan dari Rembang yang kemudian atas ridho Allah beliau menjadi pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Al-Fadholi Malang. Nama Pondok pesantren ini diambil dari nama guru besar beliau yang memangku Pondok Pesantren Darul Ulum Senori Tuban yaitu Syech Abul Fadhol.
BalasHapusPondok Pesantren Darul Ulum Al-Fadholi sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berbasis pesantren yang memili dua fungsi, yakni fungsi Taffaquhfiddin (pengajaran, pemahaman, dann pendalaman ajaran islam) dan fungsi yang kedua adalah Indzar (menyampaikan dan mendakwah ajaran islam kepada masyarakat).
Insyaallah begitu kisah yang sebenarnya dari sejarah Sholawat irfan.Mungkin bagi orang-orang dalam yang lebih tahu kisah yang sebenarnya dari sholawat irfan, mohon koreksi dan klarifikasinya.
terimakasih atas infonya, saya juga tidak begitu paham dengan sejarah yang benar. sebelumnya saya juga sudah menulis bahwa info tersebut saya ambil dari blog mahasiswa uin malang (http://kahmiuin.blogspot.com/2008/12/download-sholawat-irfan.html). saya mohon maaf.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusPak imam itu masih murid nya prof mudlor. Dan pak imam sering kali minta nasehat. Kalau pencipta sholawat irfan memang betul2 penciptanya prof Mudlor (monggo tabayun kekeluarga dalem). Kalau pak imam tidak mengakui itu wajar krn itu sosok beliau sendiri . Ironisnya sudah hampir 12 tahun tidak pernah ada perbedaan semua guru besar dan dosen uin tahu betul penciptanya prof kyai muhdlor tp hanya berbekal satu sumber tampa tabayun dengan yg lain sudah mengklaim penciptanya. Alfateha prof mudlor
HapusImam prayogo puxa tangungan yg besar dlm meluruskn hal ini biar tdk terjadi pelacuran dlm sejarah
BalasHapusImam prayogo puxa tangungan yg besar dlm meluruskn hal ini biar tdk terjadi pelacuran dlm sejarah
BalasHapusSaya sedang dalam penelurusan terkait ini dan sejauh yang saya dapat dr sumber yg terpercaya. Memang gus rofiq pernah menghadiahkan sholawat untuk uin. Namun dikarenakan isinya tdk sesuai dengan kalangan akademisi maka prof mudlor membuat lagi yang baru dengan konten yg sesuai dengan kalangan akademisi serta sesuai dengan kaidah ilmu balaghoh dan ilmu ar-rud. Mengingat beliau adalah yang ahli dalam disiplin ilmu tersebut. Sehingga lahirlah sholawat baru yang memang asli dr abah mudlor kemudian oleh beliau sholawat tersebut dinamai dengan sholawat irfan. Jadi sholawat ini murni dari beliau Prof. Mudlor.
BalasHapusSaya berkomentar atas dasar wawancara dengan Bapak Muhtadi Ridwan dosen ekonomi selaku saksi sejarah sholawat tersebut. Namun saya belum sampai pada tahap wawancara dengan Prof. Imam Suprayogo dikarenakan beberapa hal. Terimaksih. Saya harapkan sejarah benar adanya dan tidak dimanipulasi. Abah memang tipical orang yang tidak membutuhkan pengakuan dalam berjuang. Namun bila menyangkut sejarah dan kebenaran, saya sebagai santri berusaha mencari kebenarannya.
BalasHapusmantapp us...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPak imam itu masih murid nya prof mudlor. Dan pak imam sering kali minta nasehat. Kalau pencipta sholawat irfan memang betul2 penciptanya prof Mudlor (monggo tabayun kekeluarga dalem). Kalau pak imam tidak mengakui itu wajar krn itu sosok beliau sendiri . Ironisnya hanya berbekal satu sumber tampa tabayun dengan yg lain . Alfateha prof mudlor
BalasHapushttp://majalahlangitan.com/perjuangan-kiai-kampus-mengenang-kh-prof-dr-ahmad-muchdlor/
BalasHapus